Picture
Esok adalah harapan..
sekarang adalah pengalaman..
kemarin adalah kenangan..yang tak luput dari kekhilafa..
marhaban ya ramadhan...........
mohon maaf lahir dan batin
Semoga RAMADHAN kali ini lebih baik dari RAMADHAN tahun lalu..
amin….


                          Hati tidak sebening XL & secerah MENTARI.
                       
  Banyak khilaf yg buat FREN kecewa,
                          Tapi kuminta SIMPATImu untuk BEBASkan diri
                          dari ROAMING dosa selama hidup.
                          Karena kita harus FLEXIbel untuk menerima pemberianNYA.
                          Ijinkan aku untuk MENGISI ULANG Maaf dariku ini.
                          MARHABAN YAA RAMADHAN.

mari kita mendownload pahala sebanyak2nya,
mumpung Allah SWT menyediakan acces Speedy dibulan yang suci ini,
open port maaf, di gateway ramadhan,
marhaban ya ramadhan

                          Jika hati ini seringkali jengkel,
                          Jadikan ia jernih sejernih XL,
                          Jika hati ini seringkali iri,
                          Jadikan ia cerah secerah MENTARI,
                          Jika hati ini seringkali dendam
                          Jadikan ia penuh kemesraan FREN
                          Jika hati ini seringkali dengki
                          Jadikan ia penuh SIMPATI
                          Bebaskan Diri dari ROAMING dosa,
                          Raihlah HOKI
                          Raihlah JEMPOL dari IllahiNYA..
                         Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban Ya Ramadhan ^_^

Jika semua HARTA adalah RACUN maka ZAKAT-lah penawarnya,
Jika seluruh UMUR adalah DOSA maka TAQWA & TOBAT lah obatnya,
Jika seluruh BULAN adalah NODA maka RAMADHAN lah pemutihnya,
MOHON MAAF LAHIR & BATHIN,
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA.

 
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Sunny Tanuwidjaja mengatakan, saat ini posisi partai politik di mata masyarakat makin melemah. Masyarakat telanjur tak percaya lagi kepada parpol. Hal ini terjadi karena partai politik dianggap hanya menjual visi dan misi saat pemilu, tapi melupakannya ketika telah mencapai puncak kemenangan. Masyarakat dinilai tidak percaya lagi kepada partai dan memang punya sentimen negatif terhadap partai.

Di awal masa reformasi, masyarakat punya harapan yang sangat tinggi, punya kepercayaan yang sangat tinggi juga terhadap partai dan proses pemilu. Tapi saat itu dikecewakan, sehingga muncul sentimen dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai. Kebiasaan sejumlah partai politik yang cenderung menggunakan politik uang untuk menarik dukungan membuat masyarakat terarah untuk menikmati uang partai, tapi tak peduli pada visi dan misi partai. “Ketika mereka datang ngomong visi misi omong kosong dan kasih duit aja. Kasarnya, nanti masyarakat akan bertanya, ‘Duit lu mana?’ Kalau sudah seperti itu, mau tidak mau partai pun akan bertindak pragmatis merespons itu. Dia harus mencari uang sebanyak-banyaknya untuk menyogok masyarakat.

Kepercayaan masyarakat pada partai politik yang telah digerogoti ini, hanya bisa diobati dengan memunculkan tokoh-tokoh baru dalam parpol. Tokoh itu harus membawa citra baru sebagai gambaran partai politik yang bersih dan demokratis. Tentunya orang-orang yang memiliki kapasitas dan kradibilitas dengan sistem rekrutmen yang tidak transaksional dan harus terbuka. Dan hal tersebut hanya ada di Partai NasDem sebagai partai baru yang membuka selebar-lebarnya kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut aktif menjadi anggota partai dan calon legislatif dengan sistem caleg yang terbuka.

Partai sebagai suatu organisasi, Partai politik secara ideal dimaksudkan untuk memobilisasi dan mengaktifkan rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang saling bersaing, serta menyediakan sarana suksesi kepentingan politik secara sah dan damai. Seperti Mark Hagopian mendefinisikan partai politik sebagai suatu kelompok yang mengajukan calon calon bagi jabatan public untuk dipilih oleh rakyat sehingga dapat mengontrol atau memepengaruhi tindakan atau kebijakan publik pemerintah.

Tetapi saya kurang setuju kalau partai diarahkan sebagai usaha memperoleh suatu kekuasaan hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya saja. Tetapi seharusnya partai sebagai usaha memperoleh suatu kekuasaan untuk dapat mengontrol atau mempengaruhi tindakan dan kebijakan publik pemerintah yang menyangkut kepentingan hajat hidup rakyat mayoritas tanpa mengabaikan kepentingan rakyat minoritas. Partai bukan ajang konsentrasi untuk saling kalah atau mengalahkan partai satu sama lainnya untuk mendapatkan kekuasaan tertentu dan dinikmati orang-orang tertentu seperti saat ini, kekuasaan digunakan untuk memperkaya dirinya dan kelompoknya sendiri dengan berkompromi dengan orang-orang yang memiliki modal saja sehingga kebijakannya hanya berpihak pada pemilik modal belaka. Dan Partai saat ini dikuasai oleh orang-orang berduit saja, sehingga seseorang yang memiliki uang dapat muncul sebagai calon wakil rakyat walaupun setelah jadi tidak pernah berpihak pada rakyat. Rakyat memilih wakil rakyat pun cenderung dilihat dari segi ekonomi bukan dari segi kemampuannya sebagai wakil dari rakyat. Inilah yang memprihatinkan saat ini rakyat harus mulai sadar dengan perilaku politik yang hanya hura-hura belaka tanpa ada ideologi dan tujuan yang jelas.

Partai harus beorientasi pada basis pendukung yang luas seperti buruh dan petani, kelompok agama dan memiliki ideologi yang cukup jelas untuk memobilisi massa serta mengembangkan organisasi yang cukup rapi dalam mencapai tujuan ideologinya, dan partai harus pula memberikan pendidikan politik bagi para anggotanya dalam merekrut wakilnya dari rakyat. Pemimpin tertinggi partai harus melakukan kontrol yang sangat ketat terhadap bawahan dan anggotanya. Partai dapat menempatkan calon wakil rakyat sesuai dengan kemampuannya jangan tumpang tindih seperti saat ini. Beberapa keinginan rakyat kepada partai politik sebagai wadah menampung aspirasi adalah:
  1. Partai dapat menyediakan tempat dimana masyarakat dapat mendiskusikan persoalan-persoalan sosial.
  2. Partai dapat memberikan tempat dimana masyarakat dapat memberikan sumbang saran dan menyampaikan aspirasinya.
  3. Para calon dari partai dapat terjun langsung dalam kegiatan-kegiatan sosial sehingga masyarakat dapat menilai, apakah pantas ia menjadi seorang wakil dari partai tersebut.
  4. Partai dapat membawa aspirasi masyarakat dan mempengaruhi kebijakan pemerintah, bukan justu membela kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat.
  5. Partai Politik harus meiliki wadah-wadah dalam menampung aspirasi seperti komunitas atau organisasi.
  6. Partai dan pendukungnya harus jujur, bijak, demokratis, legowo, mempunyai integritas, kesamaan misi, dan merasa apa yang dibawa adalah kepentingan bersama.
  7. Partai harus konsisten terhadap perjuangannya.
  8. Partai harus dapat menarik orang-orang sebagai wakilnya baik dibirokrasi, legistalif maupun yudikatif yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat.
  9. Partai tak perlu mengiklankan dirinya melalui media masa, kalau dapat dekat dan menyatu dengan rakyat.
  10. Semoga Partai tidak hanya mengumbar janji saat kampanye saja, tetapi benar-benar melaksanakan amanat rakyat disaat sudah berkuasa.
  11. Semoga Indonesia pemimpin dapat memahami politik bukan untuk kepentingan pribadinya saja.
 Diolah Penulis dari berbagai sumber...
 
Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu.

Dalam Islam sudah ada aturan-aturan yang berkaitan tentang pemimpin yang baik diantaranya:

1. Beriman dan Beramal Shaleh

Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat. Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.

2. Niat yang Lurus

Hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan. Karena suatu amalan itu bergantung pada niatnya, itu semua telah ditulis dalam H.R bukhari-muslim Dari Amīr al-Mu’minīn, Abū Hafsh ‘Umar bin al-Khaththāb r.a, dia menjelaskan bahwa dia mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut”. Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.

3. Laki-Laki

Dalam Al-qur’an surat An nisaa’ (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita. “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara”, (mereka; maksudnya, Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik).
Ayat ini menegaskan tentang kaum lelaki adalah pemimpin atas kaum wanita. Menurut Imam Ibnu Katsir, lelaki itu adalah pemimpin wanita, hakim atasnya, dan pendidiknya. Karena lelaki itu lebih utama dan lebih baik, sehingga kenabian dikhususkan pada kaum lelaki, dan demikian pula kepemimpinan tertinggi. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.”(Hadits Riwayat Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya).

4. Tidak Meminta Jabatan

Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu, ”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

5. Berpegang pada Hukum Allah

Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah berfirman, ”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).

6. Memutuskan Perkara Dengan Adil

Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).

7. Menasehati Rakyat

Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”

8. Tidak Menerima Hadiah

Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda, ”Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).  

9. Tegas

ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.

10. Lemah Lembut

Doa Rasullullah: “Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya”.

Selain poin-poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki STAF. STAF disini bukanlah staf dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tersebut.

STAF yang dimaksud di sini adalah Sidiq (jujur), Tablig (menyampaikan), amanah (dapat dipercaya), fatonah (cerdas). Sidiq itu berarti jujur.

Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena tidak adalagi korupsi yang terjadi dan jujur itu membawa ketenangan, kitapun diperintahkan jujur walaupun itu menyakitkan.

Tablig adalah menyampaikan, menyampaikan disini dapat berupa informasi juga yang lain. Selain menyampaikan seorang pemimpin juga tidak boleh menutup diri saat diperlukan rakyatnya karena Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).

Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah bersabda, ” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim). Karena itu seorang pemimpin harus ahli sehingga dapat dipercaya.

Fatonah ialah cerdas. Seorang pemimpin tidak hanya perlu jujur, dapat dipercaya, dan dapat menyampaikan tetapi juga cerdas. Karena jika seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang dipimpinnya.