Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Sunny Tanuwidjaja mengatakan, saat ini posisi partai politik di mata masyarakat makin melemah. Masyarakat telanjur tak percaya lagi kepada parpol. Hal ini terjadi karena partai politik dianggap hanya menjual visi dan misi saat pemilu, tapi melupakannya ketika telah mencapai puncak kemenangan. Masyarakat dinilai tidak percaya lagi kepada partai dan memang punya sentimen negatif terhadap partai.

Di awal masa reformasi, masyarakat punya harapan yang sangat tinggi, punya kepercayaan yang sangat tinggi juga terhadap partai dan proses pemilu. Tapi saat itu dikecewakan, sehingga muncul sentimen dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai. Kebiasaan sejumlah partai politik yang cenderung menggunakan politik uang untuk menarik dukungan membuat masyarakat terarah untuk menikmati uang partai, tapi tak peduli pada visi dan misi partai. “Ketika mereka datang ngomong visi misi omong kosong dan kasih duit aja. Kasarnya, nanti masyarakat akan bertanya, ‘Duit lu mana?’ Kalau sudah seperti itu, mau tidak mau partai pun akan bertindak pragmatis merespons itu. Dia harus mencari uang sebanyak-banyaknya untuk menyogok masyarakat.

Kepercayaan masyarakat pada partai politik yang telah digerogoti ini, hanya bisa diobati dengan memunculkan tokoh-tokoh baru dalam parpol. Tokoh itu harus membawa citra baru sebagai gambaran partai politik yang bersih dan demokratis. Tentunya orang-orang yang memiliki kapasitas dan kradibilitas dengan sistem rekrutmen yang tidak transaksional dan harus terbuka. Dan hal tersebut hanya ada di Partai NasDem sebagai partai baru yang membuka selebar-lebarnya kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut aktif menjadi anggota partai dan calon legislatif dengan sistem caleg yang terbuka.

Partai sebagai suatu organisasi, Partai politik secara ideal dimaksudkan untuk memobilisasi dan mengaktifkan rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang saling bersaing, serta menyediakan sarana suksesi kepentingan politik secara sah dan damai. Seperti Mark Hagopian mendefinisikan partai politik sebagai suatu kelompok yang mengajukan calon calon bagi jabatan public untuk dipilih oleh rakyat sehingga dapat mengontrol atau memepengaruhi tindakan atau kebijakan publik pemerintah.

Tetapi saya kurang setuju kalau partai diarahkan sebagai usaha memperoleh suatu kekuasaan hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya saja. Tetapi seharusnya partai sebagai usaha memperoleh suatu kekuasaan untuk dapat mengontrol atau mempengaruhi tindakan dan kebijakan publik pemerintah yang menyangkut kepentingan hajat hidup rakyat mayoritas tanpa mengabaikan kepentingan rakyat minoritas. Partai bukan ajang konsentrasi untuk saling kalah atau mengalahkan partai satu sama lainnya untuk mendapatkan kekuasaan tertentu dan dinikmati orang-orang tertentu seperti saat ini, kekuasaan digunakan untuk memperkaya dirinya dan kelompoknya sendiri dengan berkompromi dengan orang-orang yang memiliki modal saja sehingga kebijakannya hanya berpihak pada pemilik modal belaka. Dan Partai saat ini dikuasai oleh orang-orang berduit saja, sehingga seseorang yang memiliki uang dapat muncul sebagai calon wakil rakyat walaupun setelah jadi tidak pernah berpihak pada rakyat. Rakyat memilih wakil rakyat pun cenderung dilihat dari segi ekonomi bukan dari segi kemampuannya sebagai wakil dari rakyat. Inilah yang memprihatinkan saat ini rakyat harus mulai sadar dengan perilaku politik yang hanya hura-hura belaka tanpa ada ideologi dan tujuan yang jelas.

Partai harus beorientasi pada basis pendukung yang luas seperti buruh dan petani, kelompok agama dan memiliki ideologi yang cukup jelas untuk memobilisi massa serta mengembangkan organisasi yang cukup rapi dalam mencapai tujuan ideologinya, dan partai harus pula memberikan pendidikan politik bagi para anggotanya dalam merekrut wakilnya dari rakyat. Pemimpin tertinggi partai harus melakukan kontrol yang sangat ketat terhadap bawahan dan anggotanya. Partai dapat menempatkan calon wakil rakyat sesuai dengan kemampuannya jangan tumpang tindih seperti saat ini. Beberapa keinginan rakyat kepada partai politik sebagai wadah menampung aspirasi adalah:
  1. Partai dapat menyediakan tempat dimana masyarakat dapat mendiskusikan persoalan-persoalan sosial.
  2. Partai dapat memberikan tempat dimana masyarakat dapat memberikan sumbang saran dan menyampaikan aspirasinya.
  3. Para calon dari partai dapat terjun langsung dalam kegiatan-kegiatan sosial sehingga masyarakat dapat menilai, apakah pantas ia menjadi seorang wakil dari partai tersebut.
  4. Partai dapat membawa aspirasi masyarakat dan mempengaruhi kebijakan pemerintah, bukan justu membela kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat.
  5. Partai Politik harus meiliki wadah-wadah dalam menampung aspirasi seperti komunitas atau organisasi.
  6. Partai dan pendukungnya harus jujur, bijak, demokratis, legowo, mempunyai integritas, kesamaan misi, dan merasa apa yang dibawa adalah kepentingan bersama.
  7. Partai harus konsisten terhadap perjuangannya.
  8. Partai harus dapat menarik orang-orang sebagai wakilnya baik dibirokrasi, legistalif maupun yudikatif yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat.
  9. Partai tak perlu mengiklankan dirinya melalui media masa, kalau dapat dekat dan menyatu dengan rakyat.
  10. Semoga Partai tidak hanya mengumbar janji saat kampanye saja, tetapi benar-benar melaksanakan amanat rakyat disaat sudah berkuasa.
  11. Semoga Indonesia pemimpin dapat memahami politik bukan untuk kepentingan pribadinya saja.
 Diolah Penulis dari berbagai sumber...



Leave a Reply.